Selasa, 26 Mei 2015

Perjalanan Hidup

Nama saya Fadillah saya lahir dari keluarga yang sederhana tapi bahagia, dulu saya selalu ingin menjadi seperti orang lain, tapi sekarang saya sadar bahwa kehidupan setiap manusia itu berbeda-beda dan sudah mempunya jalannya masing-masing. Dulu saya menggantungkan harapan untuk dapat kuliah namun orangtua saya bilang bahwa itu bisa kamu gapai namun bukan melalui orangtua, ibu saya bilang jika kamu benar-benar ingin kuliah kamu pasti akan mendapatkannya namun itu dengan hasil kerja sendiri karena ibu sudah merasa tidak sanggup jika harus membiayainya lagi, karena masih ada adik yang harus disekolahkan. Namun saya tidak marah dengan keputusan yang diberikan karena saya yakin dengan didikan dan dukungna dari orangtua saya pasti bisa. sampai akhirnya saya bekerja untuk mencari pengalaman sambil mencari tempat kuliah tapi sayangnya itu tidak lama hanya bertahan beberapa bulan. Tapi itu bukan acuan untuk saya harus berhenti belajar sampai di situ, pergi pagi dan pulang malam sudah saya alami semasa bekerja, tapi itu juga tidak membuat saya betah dalam menjalani hari-hari karena tidak menghasilkan perubahan, saya berfikir ada baiknya saya ke tujuan awal untuk tetap belajar agar mendapatkan pekerjaan yang memberikan perubahan hidup, Tidak tau di mana dan kemana saya akan pergi namun yang ada dalam benak adalah mencari ilmu untuk bekal ke depannya. Masalah uang itu bukanlah hal yang utama, karena masih banyak anak miskin yang bisa belajar dan menjadi orang-orang yang sukses, Dan mengenai keahlian itu juga bisa didapat ketika belajar meskipun terlambat. Hari-hari berlalu semenjak saya putus kuliah, bingung entah apa yang harus dilakukan, tidak mempunyai keahlian dan kematangan untuk bekerja. Tanpa disadari ilham dari Tuhan pun datang menghampiri bahwa saya dapat menimba ilmu di luar daerah bahkan di luar pulau, saya berharap dengan adanya kesempatan ini saya bisa memanfaatkannya sebaik mungkin agar keinginan saya untuk kulaih dan bekerja bisa tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar