Entah apa rencana Tuhan kepadaku, ini tentang cinta pertamaku yang tak mungkin kembali tapi berkali-kali hadir menyapa secara diam-diam dengan sosok yang sangat kutakuti. Iya aku takut, karena ia tak sendiri lagi, karena ia kepunyaan orang dan telah menajdi seorang ayah. Selama menjalin hungan kurang lebih 3 tahun kami hanya bertemu beberapa kali, tidak seperti pasangan pada umumnya karena kami tinggal di kota dan provinsi yang berbeda. Meski jarang berjumpa hubungan kami tetap terjaga dengan baik, waktu berlalu, hubungan kami pun terus berjalan, banyak rencana konyol yang kami bicarakan melalui telfon. Dia sosok yang romantis, penyayang, peduli, semua kepribadiannya tidak mengecewakan bahkan tidak di mimpi sekalipun. "Tapi jarak dan waktu mengubah keadaan" itu alasan yang ia berikan saat aku mengetahui kenyataan dia memiliki orang spesial selain diriku saat hubungan kami sudah berjalan lebih satu tahun, bagiku itu bukan alasan karena aku sendiri saat itu belajar dan bekerja di beberapa kota, mengenal banyak laki-laki dari berbagai kalangan bahkan tidak sedikit yang mendekati, tapi itu tidak membuatku mengambil kesempatan untuk berbuat curang. Malam itu seorang menelfon, menanyakan tentang siapa aku, ada hubungan apa dan sudah berapa lama menjalin hubungan, dari semua pertanyaan itu aku mengerti hubungan kami sedang tidak baik-baik, kepercayaanku telah dihancurkan, kesetiaanku dibalas dengan pengkhianatan tapi aku masih berusaha untuk berfikir jernih dan bertanya tentang sosok wanita ini, wanita yang sekarang menjadi ibu dari anaknya. Semua pertanyaan, jawaban, dan penjelasannnya menyimpulkan dia hanya korban, dia juga tidak tahu menjadi orang ketiga diantara kami. Kesalahpahaman antara kami selesai, bahkan tidak ada konflik, tapi itu tidak berlaku untuk pacarku, dia adalah orang yang harus bertanggunngjawab atas hancurnya perasaanku saat itu. Waktu berlalu, hubungan kami kembali membaik, perasaanku bahkan tidak berkuranng sedikitpun tapi tidak dengan kepercayaanku. Hampir 2 tahun kami menjalani hubungan setelah kejadian itu, hubungan yang kupaksa, hubungan yang fikiran dan hati saat itu bertolak belakang, hubungan yang tak lagi kupercaya, bagiku semua uacapan yang keluar dari mulutnya adalalah kebohongan yang harus kupercaya demi menjaga hubungan kami. Setelah 2 tahun entah karena apa hubungan kami kandas, saat itu aku merasa aku adalah orang yang paling menderita sampai memutuskan untuk bekerja jauh dari kampung halaman. 3 bulan berlalu, ia menghubungiku kembali dengan kabar ia akan menikah dengan perempuan yang pernah menjadi orang ketiga dalam hubungan kami, tapi bukan dengan tujuan untuk mengundang tapi mengatakan masih sayang dan tidak ingin menikah, aku sendiri tidak mengerti dengan fikirannya saat itu. Karena perasaanku memang tidak pernah berubah untuknya jadi aku memulai lagi obrolan dengan drama air mata sebelum beberapa bulan pernikahannya, kami membahas 3 tahun yang kami lewati bersama, saling meminta maaf atas kesalahan kami sebelumnya, dan berjanji untuk tetap berhubungan baik setelah ia menikah. Tapi rencana kami bukan takdir yang disiapkan Tuhan, Tuhan tau aku pasti tidak akan mampu bergandengan hidup dengannya yang akan duduk di pelaminan dengan orang lain, dan di saat itu juga aku di uji dengan bermacam masalah yang menjauhkan aku dengannya, saat itu handphone ku hilang dimana semua akses untuk berkomunikasi dengan sudah terputus karena aku tidak mengingat nomor kontaknya bahkan untuk masuk ke akun facebook sendiri aku lupa kata sandi,selang beberapa minggu aku didiagnosa usus buntu dan harus segera dioperasi, 2 minggu setelah operasi aku memutuskan untuk pulang ke kampung untuk perawatan yang lebih maksimal karena di tempat kerja aku tidak memiliki siapa-siapa untuk merawatku. Semingggu setelah dirawat di rumah aku mulai membaik, aku mulai bisa berfikir untuk hal yang lain selain rasa sakit bekas jahitan di perutku. Aku teringat 2 hari lagi adalah hari pernikahannya, karena saat komunikasi kali terakhir ia menyebutkan tanggal pernikahan, saat itu aku kembali merasa sesak, aku sadar benar-benar sudah kehilangan dirinya, tak ada lagi kesempatan untuk berbicara bahkan sekedar untuk menyapa. 2023 genap lima tahun aku merawat hati, membiasakan diri, meyakinkan diriku bahwa ia hanya bagian dari hidup bukan hati, tepat di malam ulang tahun ku ia muncul kembali dan memberi kabar, saat itu aku berfikir kabar itu adalah hadiah tapi kenyataannya ia adalah ujian, perasaanku diuji oleh seorang ayah oleh seorang suami oleh seorang yang sudah berumah tangga yang datang kembali mengungkit masalalu, menyatakan perasaan bersalah dan menyesal, mengutarakan kembali perasaan yang tak pernah hilang, dan mencoba merajut hubungan terlarang. Orang-orang yang ada dalam hidupnya tidak akan menjadi alasan untuk aku berhenti mencintai tapi mereka adalah alasan yang kuat untuk menghentikan niatku memilikinya. Aku sempat dilema dengan kehadirannya yang terakhir, tapi lagi dan lagi Allah menunjukkan jalannya, jalan yang sederhana melalui sebuah mimpi, aku dan dia bertatap mata tanpa bicara dan aku yakin tatapannya adalah ungkapan cinta yang tulus bahkan tidak pernah kudapatkan dengannya di dunia nyata dan itu membuatku merasa puas, cukup, dan menjadi ikhlas. Dulu aku tidak percaya dengan perkataan "mencintai tidak harus memiliki" tapi sekarang itu yang terjadi padaku, aku bisa mencintai seseorang dengan tulus tanpa harus memiliki dan menyakiti orang lain.
Fadillah
Jumat, 26 Januari 2024
Kamis, 28 Mei 2015
Imago
“ Padi ”
Udara sejuk di tempat hampa yang membentang luas penuh dengan warna hijau yang diselimuti kabut menampakkan sepercik sinar matahari yang menyapa pagi denga senyuman indah mengantarkan para petani untuk menunggangi kerbaunya melintasi jalan dan menapaki lahan yang masih dipenuhi dengan semak untuk dijadikan sumber kehidupan manusia. Rumput-rumput hijau yang sudah menjadi benih kehidupan siap untuk dipertemukan dengan dasar tanah yang akan membuat mereka menjadi lebih indah dan memberikan kehidupan yang nyata bagi setiap penduduk. Ketelitian para petani dalam merawat membuat mereka lebih subur dan indah dengan adanya musim hujan dan panas yang silih beganti menyaksikan pertumbuhan mereka. Serta kijauan burung-burung yang terdengar lirih di telinga memperlihatkan kegembiraannya menanti datangnya kehidupan baru. Terpa angin menghidupkan suasana di tengah-tengah sawah, menambah kesetiaan para petani untuk menjaga padi-padi keci itu dari burung dan tikus sawah yang mencoba menggagalkan jerih payah mereka. Hari berlalu, warna padi pun berganti menjadi lebih keemasan, mereka tumbuh dengan sempurna, menimbulka rasa kegembiraan pada petani. Tiba lah saatnya padi-padi akan dipanen, dan disebarkan ke seluruh dunia untuk memberikan kehidupan yang lebih baik.
Selasa, 26 Mei 2015
Perjalanan Hidup
Nama saya Fadillah saya lahir dari keluarga yang sederhana tapi bahagia, dulu saya selalu ingin menjadi seperti orang lain, tapi sekarang saya sadar bahwa kehidupan setiap manusia itu berbeda-beda dan sudah mempunya jalannya masing-masing. Dulu saya menggantungkan harapan untuk dapat kuliah namun orangtua saya bilang bahwa itu bisa kamu gapai namun bukan melalui orangtua, ibu saya bilang jika kamu benar-benar ingin kuliah kamu pasti akan mendapatkannya namun itu dengan hasil kerja sendiri karena ibu sudah merasa tidak sanggup jika harus membiayainya lagi, karena masih ada adik yang harus disekolahkan. Namun saya tidak marah dengan keputusan yang diberikan karena saya yakin dengan didikan dan dukungna dari orangtua saya pasti bisa. sampai akhirnya saya bekerja untuk mencari pengalaman sambil mencari tempat kuliah tapi sayangnya itu tidak lama hanya bertahan beberapa bulan. Tapi itu bukan acuan untuk saya harus berhenti belajar sampai di situ, pergi pagi dan pulang malam sudah saya alami semasa bekerja, tapi itu juga tidak membuat saya betah dalam menjalani hari-hari karena tidak menghasilkan perubahan, saya berfikir ada baiknya saya ke tujuan awal untuk tetap belajar agar mendapatkan pekerjaan yang memberikan perubahan hidup, Tidak tau di mana dan kemana saya akan pergi namun yang ada dalam benak adalah mencari ilmu untuk bekal ke depannya. Masalah uang itu bukanlah hal yang utama, karena masih banyak anak miskin yang bisa belajar dan menjadi orang-orang yang sukses, Dan mengenai keahlian itu juga bisa didapat ketika belajar meskipun terlambat. Hari-hari berlalu semenjak saya putus kuliah, bingung entah apa yang harus dilakukan, tidak mempunyai keahlian dan kematangan untuk bekerja. Tanpa disadari ilham dari Tuhan pun datang menghampiri bahwa saya dapat menimba ilmu di luar daerah bahkan di luar pulau, saya berharap dengan adanya kesempatan ini saya bisa memanfaatkannya sebaik mungkin agar keinginan saya untuk kulaih dan bekerja bisa tercapai.
Rabu, 13 Mei 2015
Islam Yang Kembali Pada Zaman Jahiliyah
Dari pada Abu Said Al-Khudri ra berkata, bahwasanya
Rasulullah saw bersabda: kamu akan mengikuti jejak langkah umat-umat sebelum
kamu, sejengkal demi sejengkal sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka
masuk ke dalam libang biawak pun kamu akan mengikuti mereka.” Sahabat bertanya
“Ya Rasulullah! Siapakah orang yahudi dan nasrani yang kau maksud?” Nabi saw
menjawab “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (Riwayat Muslim)
Keterangan:
Ummat islam akan mengikuti jejak langkah atau pun “cara
hidup” orang Yahudi dan nasrani, hinggalah dalam urusan yang kecil dan
perkara-perkara yang tidak munasabah. Contohnya, jikalau orang yahudi masuk ke
lubang biawak yang kotor dan sempit sekali pun, orang islam akan terus
mengikuti mereka. Zaman sekarang ini kita bisa melihat kenyataan sabdaan
Rasulullah saw ini ramai orang islam yang kehilangan pegangan di dalam
kehidupan. Mereka banyak meniru cara hidup Yahudi dan nashrani dan ramai pula
orang yang menjadi alat dan tali bagi barut mereka. Ya Allah! Selamatkan kami
dari pada mereka.
http://www.niknasri.com/wp-content/uploads/2011/03/40-Hadis-Tentang-Peristiwa-Akhir-Zaman.pdf
Senin, 20 April 2015
Coretan Tangan
Yang Penting Isinya
Kreeekkk,
pintu asrama terbuka. Aku melihat salah seorang teman ku duduk dibagian kiri
depan pintu, aku rasa dia sedang menelfon seseorang tapi aku tidak tau pasti
dengan siapa ia berbicara. Matanya berkaca-kaca, raut wajahnnya begitu sedih
namun ia berusaha menyembunyikannya dariku. Awalnya aku tidak begitu
memperhatikan mengapa teman ku itu menangis karena kebanyakan dari teman ku
yang lain memang suka menangis secara tiba-tiba. Mungkin mereka hanya rindu
keluarganya atau apa, ya samalah seperti aku. Tapi kali ini tidak, apa yang
sedang dirasakannya bukanlah seperti yang kuperkirakan, “uang kas belum di
bayar, dan sekarang aku tidak memgang uang”. Ya Allah, itulah kata-kata yang
mebuat langkah ku terhenti sejenak memandanginya. Hati ku merasa perih
melihatnya, karena yang aku tau dia tidak pernah mengeluarkan sepatah
keluhanpun di asrama, dia selalu selalu senang, selalu memberikan ide-ide untuk
kenyamanan di asrama. Sekarang aku sadar, aku terlalu banyak membuang waktu dan
uang. Ketika di rumah aku selalu minta ini dan itu, bahkan ketika kami sedang
berjauhanpun aku tetap meminta, aku tetap menuntut kepada orangtua ku, tapi di
sisi lain aku tidak bisa memberikan apa-apa kepada ayah dan ibuku. Hidupku
selama ini penuh dengan kekosongan, tidak ada sesuatu berharga yang ku torehkan
dalam perjalanan hidupku selama ini. Begitu banyak waktu yang terbuang untuk
kesia-siaan belaka. Tidak pernah aku berfikir untuk esok, tidak pernah aku
bertanya kemana aku akan pergi, aku selalu mengikuti arus kehidupan, yang tidak
pernah menjamin pada kebahagiaan. Hari
ini aku disadarkan oleh temanku, bahwa dalam perjuangnan hidup uang bukanlah
segalanya untuk menjadi sebuah pondasi, yang penting itu adalah niat dan
kegigihan dalam pencapaiannya. Untuk kali ini aku tidak banyak bicara, aku
hanya ingin semua orang tau bahwa disekitar kita ada orang yang menyimpan masalah
yang tidak pernah kita coba untuk mengerti. Aku hanya minta satu hal pada mu
teman, bahwa kau adalah yang terhebat, kau tidak mempersulit keadaan orangtua
mu dengan masalah baru mu. Jika kau merasa kau adalah teman yang ku maksud
tentu kau akan menjadi lebih kuat, karena tidak ada orang yang kuat seperti mu.
Salam dari ku, Sahabat mu :)
Langganan:
Postingan (Atom)